Sunday, September 12, 2010

Maret 2006...

kesedihan menjelma dalam bentuk yang berbeda kali ini...
begitu banyak yang berubah, yang terlewati, yang terkikis,
yang terbangun...jiwa telah begitu dewasa
pikir akan menari lagi dengan kehalusan rasa sedih semula
tak menjadi agenda hidup jiwa
dengan segala cela...noktah dan keloknya, jiwa bahagia...
sampai sahabat jiwa berkata...
kini giliranmu menjadi bintang
sosok itu..bentuk yang rapuh dan polos, seperti jiwa dahulu
mengenal rasa yang maha dasyat, membuat luka menjadi bahagia...
mengenal perih yang tertawa...jiwa terkutuk hasratnya
pemujaan...ungkapan kasar sekaligus indah
karena melahirkan buncah senyum dan gelora
begitu berlimpah cintanya...
jiwa adalah bintangnya...dan sosok itu mengulang sejarah
sayangnya kali ini sahabat jiwa bermain terlalu lama dan
sulit...tembok itu...jarak itu...pisah itu...adalah mustahil
jiwa kembali luka, ini entah rencana siapa
hasrat jiwa membentuk gelombang kebimbangan dan sayang
seperti tercabut separuh napas...
ujung jalan harus dipilih...sungguh tak menyenangkan
sosok yang terbuka dan teluka...
entah apa kata jiwanya malam ini
mungkin sedang mengutuk sahabatnya...
mungkin sedang tersenyum tenang sambil melepas sayangnya...
perih yang tertawa
sudahlah sahabat jiwa...entah apa pelajaran kali ini
selain kesedihan dan sayang yang hanya singgah parkir sesaat
namun menjejak dalam penuh amalan dan letupan...
jiwa kali ini egois...
namun terlalu egois untuk mengaku egois
dan tidak berlaku egois...
begitu tidak adil kali ini...
penyesalan yang tidak ingin diumbar...
karena hasrat itu..terlalu indah
R, I wrote that much..for you

Passion in the past

This weekend I learned about finding my passions, and defining purpose in life, and what actions to take in order to make such mission. Passions, things that i've been wanting to seek since I knew the feeling of uncomfortable and wanting-to-breakthrough in the job that im currently in. Today I learned, that at least...in the past, writting is one of them, because otherwise I wouldn't believe that these were written by a sad sorrow of mine, sometime back in 2006.
My dearest R, that time, this is how much you affected me:
tangan jiwa kembali menari
tergerak irisan musik rasa yang berlebihan
jiwa jatuh bahagia...lebih dari cinta
bahagia yang menguras tetes tetes hati
mencandu jiwa dibuat...merangkak jiwa memohon
jangan pergi...
bahagia yang berasa...kini tersadar asanya
bahwa jiwa bahagia adalah indah...tapi tak bisa ada
jiwa terperas hingga kecil seperti debu
tertiup seperti bulu halus perudu
hanya ini yang buat jiwa kembali menari
memang kesedihan melahirkan kata...itu selalu betul
pernahkah kau bahagia...karena kau bahagia?
cukup dia ada...sebutkan semua bahan bakar
yang kita punya
akan terinjeksi semua
terbayangkah kau apa jadinya tanpa bahagia?
dia cukup berpaling..sebutkan semua sebab kita menangis
akan terpenuhi semua
bagitu dasyatnya bahagia...tersenyum kau tak habis...
terluka kau tak sembuh...tak ada yang rumit..
kau hanya berkeliling tak henti