kesedihan menjelma dalam bentuk yang berbeda kali ini...begitu banyak yang berubah, yang terlewati, yang terkikis,yang terbangun...jiwa telah begitu dewasapikir akan menari lagi dengan kehalusan rasa sedih semulatak menjadi agenda hidup jiwadengan segala cela...noktah dan keloknya, jiwa bahagia...sampai sahabat jiwa berkata...kini giliranmu menjadi bintangsosok itu..bentuk yang rapuh dan polos, seperti jiwa dahulumengenal rasa yang maha dasyat, membuat luka menjadi bahagia...mengenal perih yang tertawa...jiwa terkutuk hasratnyapemujaan...ungkapan kasar sekaligus indahkarena melahirkan buncah senyum dan gelorabegitu berlimpah cintanya...jiwa adalah bintangnya...dan sosok itu mengulang sejarahsayangnya kali ini sahabat jiwa bermain terlalu lama dan
sulit...tembok itu...jarak itu...pisah itu...adalah mustahiljiwa kembali luka, ini entah rencana siapahasrat jiwa membentuk gelombang kebimbangan dan sayangseperti tercabut separuh napas...ujung jalan harus dipilih...sungguh tak menyenangkansosok yang terbuka dan teluka...
entah apa kata jiwanya malam inimungkin sedang mengutuk sahabatnya...mungkin sedang tersenyum tenang sambil melepas sayangnya...perih yang tertawasudahlah sahabat jiwa...entah apa pelajaran kali iniselain kesedihan dan sayang yang hanya singgah parkir sesaat
namun menjejak dalam penuh amalan dan letupan...jiwa kali ini egois...namun terlalu egois untuk mengaku egoisdan tidak berlaku egois...begitu tidak adil kali ini...penyesalan yang tidak ingin diumbar...karena hasrat itu..terlalu indah
R, I wrote that much..for you
No comments:
Post a Comment